sumberpedia – Sejarah Candi Borobudur bukan hanya tentang bangunan batu biasa. Ia adalah kitab suci raksasa yang diukir dalam bentuk relief dan arca. Sebagai warisan agung dari masa lalu, Borobudur mencerminkan puncak kejayaan seni, spiritualitas, dan arsitektur peradaban Jawa kuno. Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, candi ini merupakan monumen Buddha terbesar di dunia dan menjadi pusat ziarah, pembelajaran, serta daya tarik wisata kelas dunia.
Borobudur dibangun sekitar tahun 750–825 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Dinasti ini adalah sebuah wangsa kerajaan yang berkuasa di Jawa Tengah dan dikenal sebagai pendukung kuat ajaran Buddha Mahayana. Dinasti ini memiliki hubungan kultural dan politik dengan Kerajaan Sriwijaya di Sumatra serta jaringan maritim dengan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara lainnya.
Raja Samaratungga diyakini sebagai penguasa yang memprakarsai pembangunan Borobudur.
Borobudur bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga representasi mikrokosmos alam semesta menurut ajaran Buddha Mahayana. Struktur vertikalnya terbagi menjadi tiga tingkat:
- Kamadhatu (Alam Bawah) : Tingkatan ini berada di bagian kaki candi dan melambangkan alam manusia yang masih terikat pada hawa nafsu dan keinginan duniawi.Â
- Rupadhatu (Alam Antara): Tingkatan ini berada di bagian tengah candi dan melambangkan alam antara, di mana hawa nafsu sudah berkurang namun masih ada ikatan dengan dunia nyata.Â
- Arupadhatu (Alam Atas): Tingkatan ini berada di bagian atas candi dan melambangkan alam tertinggi, alam nirvana di mana tidak ada lagi ikatan dengan duniawi dan hawa nafsu.Â
Di puncaknya, berdiri stupa utama yang melambangkan Nirwana atau pencerahan tertinggi. Selain tiga tingkatan utama di atas, Candi Borobudur juga memiliki:
- Tingkatan 1-6:Â Berbentuk bujur sangkar dan semakin mengecil ke atas.
- Tingkatan 7-9:Â Berbentuk hampir bulat.
- Tingkatan 10:Â Memiliki stupa besar di puncaknya.Â

Keajaiban Sejarah Arsitektur Candi Borobudur
Borobudur dibangun menggunakan sekitar 2 juta balok batu andesit, yang dipotong dan disusun tanpa menggunakan perekat, namun dengan sistem interlocking atau penguncian alami. Desain ini terbukti tahan terhadap waktu dan gempa bumi. Borobudur memiliki lebih dari 2.600 panel relief dan 504 arca Buddha. Jika semua relief disusun lurus, panjangnya bisa mencapai lebih dari 5 km.
Setelah masa kejayaannya, Borobudur sempat terlupakan selama berabad-abad, terkubur oleh abu vulkanik dan tertutup oleh semak belukar. Baru pada abad ke-19, Candi Borobudur ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Jawa, pada tahun 1814.
Restorasi besar-besaran dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dan kemudian oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan UNESCO pada tahun 1975–1982. Hasilnya, Borobudur kini berdiri kembali dengan megah dan menjadi destinasi wisata budaya utama.
Pada tahun 1991, Candi Borobudur resmi diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Saat ini, Borobudur tidak hanya menjadi objek wisata tetapi juga tempat ziarah bagi umat Buddha dari berbagai belahan dunia, khususnya saat perayaan Waisak.
Baca juga : Conclave